Kamis, 12 November 2009

Kotoran Gorila Jadi Obat Ampuh Kerusakan Bumi

Kotoran Gorila Jadi Obat Ampuh Kerusakan Bumi


Gorilla sebagai hewan primata saat ini jumlahnya sangat sedikit dan hampir punah. (SuaraMedia News)
LONDON (SuaraMedia News) - Kotoran Gorilla bisa jadi ialah jalan keluar bagi planet ini. Pakar lingkungan dan alam liar terkemuka di Inggris, Rabu (14/10) mengatakan, melindungi primata besar tersebut dapat memberi cara mudah perbaikan pemanasan global, yang dikampanyekan program internasional yakni penghijauan kembali hutan

Amerika dan negara industri lain tengah mencari program penghijauan hutan di Afrika, Asia Tenggara dan Amerika Selatan demi menghadang efek perubahan iklim. Namun Ian Redmond, duta besar PBB untuk gorila, mengatakan, negara industri akan membuat kesalahan jika tak berkomitmen pada pelindungan gorila, sebagai bagian diskusi upaya penghijauan kembali hutan pada negosiasi perubahan iklim di Kopenhagen, Desember nanti.

"Jika kita menyelamatkan pohon namun hewan tidak, maka kita akan menyaksikan kematian lambat hutan-hutan tersebut," ujar Ian seperti yang dilansir Guardian. "Yang saya desakkan kepada pengambil keputusan di Kopenhagen, ialah mempertimbangkan gorila bukanlah barang mewah. Jika ingin kesehatan jangka panjang hutan terpelihara, anda harus melindungi mereka pula,".

Gorila, atau yang Ian sebut "tukang kebun milik hutan," adalah penting untuk melawan perubahan iklim. Hewan herbivora itu menyantap buah dan tumbuhan sebagai makanan utama. Hasil buangan pencernaan, ketika melewati sistem tubuh mereka, membantu bibit atau tumbuhan muda untuk tumbuh.

Peran besar nyata para gorila memang tak cukup jelas. Namun Ian meyakinkan, sejumlah besar spesies tumbuhan tidak dapat hidup dan berkembang tanpa hewan tersebut, atau gajah liar dan mamalia besar lain yang penting dalam pertumbuhan tanaman.

Gorila--yang terbunuh di area konflik perang sipil, menjadi korban pemburu ilegal dan tersingkir dari habitat gara-gara rumah mereka dijadikan tambang dan industri kayu--mulai terancam punah di penjuru Afrika. Bisa jadi, argumen Ian Redmond dapat membantu hewan tersebut dengan bentuk perlindungan beru.

Hutan-hutan dunia memang terbukt beraksi sebagai perangkap emisi karbon, menyedot sekitar 4,8 milyar ton karbon per tahun. Dalam perjalanan menuju pertemuan perubahan iklim di Kopenhagen, berkembang fokus terhadap program penghijauan kembali hutan di Afrika, Asia Tenggara dan Amerika Selatan.

Hanya, selama ini tidak ada perhatian langsung terhadap peran hewan mamalia besar--seperti gorila--dalam proses alami pertumbuhan tanaman atau lantai hutan.

Ian mengatakan, gorila sangat penting dalam pemeliharaan siklus hidup hutan tropis di kawasan bejana Kongo. Hutan di kawasan itu telah menyedot 1 milyar ton karbon setiap tahun. "Inilah manfaat sepesies tersebut. Mereka bukan ornamen. Mereka bukan sekedar hal menarik untuk dikaji, melainkan bagian dari ekosistem besar," tegas dia.

Semua spesies kera besar dianggap terancam punah. Dalam perang sipil selama hampir 20 tahun di wilayah Great Lakes, Afrika menjadi saksi perusakan lingkungan. Peledakkan tambang dan penebangan kayu ilegal dilakukan para militan demi mendapat uang untuk senjata.

Dua gorila dibunuh di Republik Demokrasi Kongo saban pekan dan tubuh mereka dijual sebagai daging ilegal. Fakta itu terungkap dari temuan investigasi oleh Spesies Terancam Punah Internasional.

Masih banyak gorila tinggal di luar dengan perlindungan relatif kecil dari taman nasional. Makhluk tersebut kehilangan habitat asli mereka karena urbanisasi yang kian cepat. Penduduk desa menjelajah semakin dalam ke hutan, menebang pohon untuk memproduksi arang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar